Guru TK Banyuwangi Berlatih Membuat Media Belajar Kreatif Bertema Budaya Lokal dengan Teknologi AI

Praktik Dosen Mengabdi di Banyuwangi

Praktik Dosen Mengabdi di Banyuwangi (Dok. Tawangalun.com)

Dalam rangka mendukung pelestarian budaya lokal melalui pendidikan usia dini, tim pengabdian masyarakat Universitas Jember dalam program dosen mengabdi di desa Asal menggelar kegiatan pelatihan bertajuk “Pengembangan Media Pembelajaran Budaya Osing Berbasis Artificial Intelligence (AI) Sebagai Sarana Pelestarian Budaya Pada Anak Usia Dini”.

Kegiatan ini diikuti oleh guru-guru Taman Kanak-Kanak (TK) yang terdiri dari enam lembaga TK yanag tergabung pada gugus 6 gugus Barong ider bumi kecamatan Banyuwangi dan berlangsung di TK Sayuwiwit pada hari Sabtu, 07 Juni 2025.

Pelatihan ini bertujuan membekali para guru dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan media pembelajaran digital yang berbasis kecerdasan buatan (AI), dengan muatan budaya khas masyarakat asli Banyuwangi yakni budaya Osing.

Anak usia dini saat ini sangat dekat dengan teknologi sehingga pelestarian budaya melalui teknologi dinilai sebagai pendekatan strategis agar generasi muda tetap terhubung dengan identitas lokal di era digital.

Pengenalan budaya local dengan memanfaatkan media digital dapat menjadi sarana yang menarik untuk menarik minat belajar anak di sekolah.

Selama kegiatan, para guru-guru dikenalkan pada berbagai jenis teknologi AI yang dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, seperti AI untuk pembuatan teks cerita, membuat gambar, video, suara, komposisi musik, juga pembuatan animasi 3D.

Para guru TK diberikan penjelasan dan diajak untuk praktik langsung membuat media pembelajaran dengan menggunakan AI menjadi media pembelajaran yang menarik dan kontekstual.

Sebagian guru sudah tidak asing dalam pemanfaatan AI untuk membuat teks, dan guru sangat tertarik Ketika pemateri dari Universitas Jember menampilkan lagu anak bertema budaya lokal Banyuwangi menggunakan bantuan AI.

Para guru mencoba Bersama membuat lagu dengan memanfaatkan AI dan sebelumnya guru diajak untuk menggali tema khas kebudayaan yang ada di Banyuwangi seperti tarian tradisional, kuliner lokal, bahasa Osing dan potensi alam Banyuwangi, kemudian menyusunnya menjadi lagu edukatif yang ramah anak.

Lagu tersebut dilengkapi dengan melodi ceria yang dihasilkan dengan bantuan AI generatif.

Dosen Mengabdi di Banyuwangi

Dosen Mengabdi di Banyuwangi (Dok. Tawangalun.com)

Tak hanya itu, guru-guru juga belajar membuat animasi 3D sederhana yang menampilkan flora dan fauna yang menjadi kekayaan bumi blambangan. Animasi flora meliputi bunga, buah dan pohon.

Animasi fauna berupa beragam hewan laut yang mencerminkan kekayaan laut Banyuwangi, juga beragam hewan yang ada di hutan Banyuwangi yaitu Alas Purwo.

Animasi ini dirancang agar nantinya dapat bisa digunakan di kelas sebagai media visual interaktif yang membantu memudahkan anak dalam memahami suatu objek tanpa perlu menghadirkan secara langsung dihadapan anak.

"Saya sangat terkesan karena ternyata membuat lagu dan animasi bisa dilakukan dengan bantuan AI. Kami jadi lebih dimudahkan dan berikutnya dapat  menjadi inspirasi dalam mengajarkan budaya lokal kepada anak menjadi semakin menarik," ungkap Ibu Nanik salah satu guru TK dari Kecamatan Kebalenan.

Ketua tim pengabdian, Reski Yulina Widiastuti menyatakan bahwa pengenalan AI kepada para guru bukan semata mengenalkan teknologi, melainkan sebagai alat bantu strategis untuk memudahkan guru dalam mengembangkan ide dan gagasannya serta memperkaya metode pembelajaran berbasis nilai-nilai budaya.

"Dengan AI, guru bisa menciptakan lagu, animasi, cerita interaktif, dan banyak hal lainnya tanpa harus menjadi ahli teknologi," ujarnya.

Program pengabdian ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga membuka ruang diskusi dan kolaborasi antarguru agar tercipta komunitas kreatif dalam menciptakan konten pembelajaran berbasis budaya lokal.

Dengan pelatihan ini, diharapkan para pendidik usia dini di Banyuwangi khususnya jenjang Taman Kanak-kanak dapat meningkatkan kompetensi digital dengan menghasilkan media pembelajaran dengan menggunakan media digital dan diharapkan guru-guru dapat  menjadi pionir dalam pelestarian budaya Osing melalui pendidikan yang inovatif, menyenangkan, dan berbasis teknologi masa kini.

Previous Post Next Post